Salah satu pertanyaan besar yang perlu kita selesaikan dalam hidup ini adalah: Apakah kita ada di dunia ini secara kebetulan? Bisakah kita mempercayai teori evolusi, Big Bang, Missing Link? Ataukah kita bisa menarik suatu kesimpulan yang lebih beralasan mengenai alasan keberadaan kita. Itu sebabnya pandangan kita tentang dunia sangat penting, karena dari situ kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan: Apakah surga dan neraka itu ada? Apakah Tuhan itu ada? Siapa saya? Dimana saya? Mengapa saya ada? Kita sudah ada di dalam kekekalan di dalam pikiran Allah, jadi bukan kebetulan kita ada di planet ini. Dan identitas kita yang sejati tersembunyi di dalam Kristus, menunggu untuk dinyatakan pada kita pada waktu kita datang untuk mengenal Yesus Kristus.
Alkitab mengatakan bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.(Kolose 1:16). Kalau kita menerima kebenaran bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan khususnya untuk Dia, maka kita juga harus menerima kebenaran bahwa setiap kita secara unik diciptakan untuk Dia. Jadi bila terpisah dari Dia, kita tidak akan tahu tujuan hidup kita yang sejati.
Kita bisa menemukan karunia, talenta dan kemampuan yang kita miliki tanpa Dia. Tapi itu tidak berarti bahwa kita akan bisa mengerti mengapa Dia menempatkan karunia, talenta dan kemampuan tersebut dalam hidup kita. Jadi seandainya pun kita bisa mengetahui karunia, talenta dan kemampuan yang kita miliki, tetapi kita tidak mengetahui tujuan mengapa hal itu diberikan, maka hal itu bisa membawa pada penyalahgunaan dari hal-hal tersebut. Dr Myles Munroe mengatakan bahwa kalau tujuan sesuatu hal tidak bisa dimengerti secara jelas maka akan terjadi penyalahgunaan/abuse.
Abuse => abnormal use
Apakah kita ada karena kebetulan? Mari kita memperkarakannya karena Allah mengatakan pada Yesaya, "Mari kita berperkara..." Jadi kita akan memperkarakan sesuatu yang di atas pengertian manusiawi. Ini adalah masalah rohani yang disampaikan dengan kata-kata rohani. Itu sebabnya Yesus berkata, "Kata-kata-Ku adalah Roh dan kehidupan." Jadi Firman Tuhan berbicara kepada kita dari roh kepada roh. Contohnya uang yang berserakan dengan uang yang tersusun rapi. Uang yang berserakan bisa menunjukkan kebetulan, namun uang yang tersusun rapi tidak kebetulan karena pasti ada yang mengaturnya. Demikian juga dengan dunia ini. Dunia ini begitu teratur, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa itu semua terjadi karena kebetulan. Pasti ada tangan ilahi yang mengatur segala sesuatu di dunia ini. Bahkan sebenarnya jagad raya ini didasarkan pada adanya keteraturan tersebut.
Mazmur 19:1-2
Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya;
Jadi dengan melihat alam semesta ini, kita bisa menyimpulkan bahwa pasti ada seseorang yang menyebabkannya. Seseorang yang jauh lebih besar dari manusia sendiri. Kalau kita menerima kebenaran mengenai penciptaan tersebut, maka secara logis kita akan menerima bahwa diri kita adalah bagian dari keteraturan tersebut. Jadi Anda bukan ada karena kebetulan. Tetapi di dalam keteraturan tersebut Anda telah dimasukkan untuk melakukan suatu bagian tertentu.
Manusia kalau tidak mengetahui alasan suatu hal biasanya cenderung untuk menyimpulkan bahwa kita tidak membutuhkannya. Contoh : amandel, usus buntu. Kalau kedua hal ini infeksi maka katanya bisa saja dibuang dengan alasan toh tidak ada fungsinya, seolah-olah Allah punya kelebihan daging waktu membentuk manusia dan kemudian menempatkan kelebihan daging tersebut sebagai amandel dan usus buntu.
Itulah kita. Apa yang kita simpulkan mengenai tubuh manusia dan anggota-anggotanya, kita simpulkan juga mengenai kehidupan umat manusia. Kalau kita tidak menemukan tujuan dari sekelompok manusia...singkirkan. Kalau kita tidak menemukan tujuan untuk seorang individu..singkirkan.
Segala Yang Ada Punya Tujuan
Segala sesuatu adalah bagian dari pengaturan ilahi dan skema yang lebih besar dari hal-hal yang ada. Rasul Paulus mengemukakan suatu pernyataan yang penuh kuasa ketika dia bicara tentang dunia yang paralel ini. Dia bicara mengenai tubuh Kristus. Dalam pernyataannya itu dia mengatakan bahwa tubuh akan menjadi dewasa kalau masing-masing bagian menjalankan fungsinya. Sama seperti tubuh jasmani, akan sehat kalau semua bagian berfungsi sebagaimana mestinya. Hal itu di desain.
Apa yang benar mengenai tubuh secara jasmani benar juga mengenai masyarakat. Gereja akan menjadi sehat kalau setiap anggota menjalankan fungsi seperti yang telah dirancang bagi mereka. Memberikan sumbangsih sebagaimana mereka dirancang kepada entitas yang bernama gereja. Jadi kalau Anda menyadari tujuan Anda, kemudian mulai berfungsi sesuai dengan tujuan Anda, maka gereja akan menjadi gereja yang kuat. Tidak ada yang saling berkompetisi, tidak ada yang saling jegal. Kenapa? Karena kita menyadari bahwa setiap kita unik. Kita punya tujuan yang unik dan kontribusi yang unik juga.
Inilah yang akan dilakukan Yesus pada waktu kedatangan-Nya kembali. Dia akan membuat jelas tujuan dari setiap orang dalam masyarakat. Karena dimana ada keteraturan maka ada damai. Waktu Adam jatuh dalam dosa maka manusia jatuh dalam kekacauan (chaos). Itu sebabnya masyarakat selalu kacau dan kita bergumul di dalamnya. Hidup ini adalah pertempuran/pergumulan teritorial. Ini bukan hanya masalah fisik, tapi juga masalah emosional, intelektual. Karena kehidupan ini adalah pertempuran teritorial, maka pada waktu kita berhenti bertempur untuk hal-hal yang kita inginkan, hal-hal yang tidak kita inginkan akan menguasai kita.
Kalau kita tidak menjaga tanaman kita di kebun maka ilalang akan mengambil alih kebun kita. Kalau kita tidak berusaha untuk makmur maka kemiskinan sudah menunggu. Kalau kita tidak berusaha untuk sehat maka penyakit sudah menunggu. Contoh paling nyata terdapat dalam Kitab Nehemia pada waktu orang Israel mau membangun kembali tembok Yerusalem. Karena ada ancaman musuh maka,
Nehemia 4:17
yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.
Ini adalah metafora kehidupan. Ketika kita membangun, di sisi lain kita juga harus melindungi apa yang sudah kita bangun. Kalau kita membangun pernikahan, kita juga harus menjaga pernikahan selama kita membangunnya. Begitu juga dengan pelayanan dan bisnis. Setiap hal ada tujuannya. Allah bukan Allah yang membingungkan, Dia Allah yang teratur. Tujuan utama-Nya ketika Dia datang dalam hidup kita dalam pribadi Yesus Kristus adalah untuk menertibkan apa yang kacau.
Pengkhotbah 3:1
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. (KJV : a time to every purpose under the heaven)
Jadi pada waktu kita melihat diri kita sendiri dengan suatu tujuan yang ada di pikiran Allah, berarti kita menyadari bahwa kita memiliki waktu yang spesifik. Karena kita adalah tujuan yang ada di pikiran Allah untuk dinyatakan dalam waktu yang khusus. Tanggal kelahiran Anda ketika Anda masuk dalam sejarah manusia, itu bukan kebetulan tapi sudah direncanakan sebelumnya. Tidak peduli kondisi apa yang Anda temukan, hal itu sudah direncanakan sebelumnya.
Doktrin predestinasi
Roma 8:29
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (KJV : For whom he did foreknow, he also predestinate to be comformed to the image of his Son, that he might be the firstborn among many brethren.)
Predestinasi didasarkan pada kemahatahuan Allah. Allah adalah Alfa dan Omega, yang awal dan akhir. Dia tahu pilihan-pilihan kita karena itu Dia bisa menyediakan suatu jalan didasarkan pada pilihan-pilihan yang kita jatuhkan sepanjang hidup ini. Mengapa? Karena Allah sudah tahu kehidupan Anda dari Awal sampai akhir, Dia tahu segala sesuatu tentang hidup Anda. Karena Dia punya kemampuan untuk melihat akhir hidup Anda, Dia bisa menyediakan jalan bagi Anda berdasarkan pada pilihan yang Anda jatuhkan.
Jadi predestinasi bukan berarti bahwa pilihan seseorang sudah ditentukan sebelumnya karena Allah tidak pernah memaksakan kehendak-Nya pada seseorang, tetapi didasarkan pada pengetahuan sebelumnya mengenai pilihan yang akan diambil. Maka Dia bisa menyediakan jalan bagi kehidupan Anda.
Seperti sistem navigasi yang dihubungkan ke satelit. Misalnya kita tentukan tujuan kita dan alat tersebut bisa menentukan rute terbaik untuk sampai ke tujuan kita. Alat ini akan memandu kita kapan harus belok dan sebagainya. Semua informasi mengenai keadaan jalan dan sebagainya sudah diprogram melalui satelit dan dikirim ke receiver yang ada di mobil. Kalau kita salah jalan maka alat ini akan menghitung ulang berdasarkan posisi baru kita untuk mencapai tujuan kita. Ini adalah cara sederhana untuk menjelaskan bagaimana Allah juga telah menanamkan suatu sistem navigasi ilahi dalam setiap kita.
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Karena sekali pun kita melakukan kesalahan, Allah bisa mengkalkulasi ulang posisi kita, dari manapun kita berada dan menempatkan kita di rute yang menuju panggilan ilahi kita. Dan untuk mempercayai pimpinan alat itu kita perlu iman. Karena mungkin kita melihat tanda-tanda di jalan yang membuat kita bingung untuk menuruti tuntunan alat tersebut. Atau kita memutuskan untuk berjalan semau kita sendiri. Setiap hari kita bergumul dengan konflik ini.
Sumber : Pdt. Daniel P. Martono